Malam puncak Ballon d’Or 2025 yang digelar di Theatre du Chatelet, Paris. Pada Selasa (23/9/2025) menjadi salah satu sorotan utama di dunia sepak bola. Ajang ini memang selalu menjadi kesempatan emas bagi para pemain top dunia untuk menerima penghargaan bergengsi. Namun, tahun ini, perhatian banyak pihak teralihkan pada satu hal yang tidak bisa dilewatkan: ketidakhadiran Kylian Mbappé dan seluruh perwakilan Real Madrid.
Tahun ini, seperti tahun sebelumnya, nama-nama besar Real Madrid seperti Vinícius Júnior. Jude Bellingham, dan Thibaut Courtois, serta pemain muda berbakat seperti Dean Huijsen yang masuk dalam kandidat penghargaan Kopa Trophy dan Yashin Trophy. Semuanya absen dari malam yang seharusnya menjadi panggung mereka. Tidak ada pemain dari Madrid yang datang untuk menghadiri acara tersebut, dan ini menjadi pertanyaan besar bagi banyak orang: apa yang sebenarnya terjadi di balik keputusan ini?
Boikot Tahun Lalu dan Ketegangan yang Belum Usai
Ketidakhadiran Real Madrid dan Mbappé bukanlah hal baru. Sebelumnya, Real Madrid sudah memutuskan untuk tidak hadir di Gala Ballon d’Or 2024 setelah Vinícius Júnior gagal meraih penghargaan tersebut. Yang seharusnya, menurut banyak pihak, layak dia dapatkan. Pada edisi tahun lalu, Rodri dari Manchester City yang akhirnya memenangkan trofi tersebut. Sementara Vinícius Júnior hanya finis di posisi yang lebih rendah. Ketegangan antara Real Madrid dan penyelenggara France Football pun mulai terasa.
Penyelenggara Ballon d’Or yang dikelola oleh France Football menyadari adanya ketegangan ini dan berusaha melakukan mediasi dengan pihak klub. Namun upaya tersebut dilaporkan gagal. Sebagai bentuk protes, Real Madrid akhirnya memutuskan untuk memboikot gala yang bergengsi ini. Hal yang sama terulang pada tahun 2025. Di mana Real Madrid kembali tidak hadir, dengan absennya pemain-pemain kunci seperti Jude Bellingham yang tampil luar biasa sepanjang musim.
Kylian Mbappé: Tak Ada yang Baru, Tetap Absen
Sementara itu, Kylian Mbappé, yang beberapa kali menjadi kandidat utama untuk meraih penghargaan Ballon d’Or. Juga memutuskan untuk tidak hadir di gala tahun ini. Keputusan Mbappé untuk tidak datang seolah menjadi pola yang terus berulang sejak tahun lalu. Beberapa sumber mengungkapkan bahwa hubungan Mbappé dengan France Football semakin memanas setelah berbagai kontroversi terkait penghargaan individu yang tak kunjung diraih oleh pemain asal Prancis tersebut. Meski ia tampil luar biasa bersama Paris Saint-Germain (PSG).
Keputusan Mbappé untuk memboikot gala ini menambah panjang daftar ketidakhadiran bintang besar lainnya dalam ajang tersebut. Namun tentu saja, Mbappé bukan satu-satunya pemain yang membuat keputusan ini. Pada tahun 2024, para perwakilan Real Madrid juga tidak hadir di acara serupa, yang tentunya menambah ketegangan dengan pihak penyelenggara.
Fokus Real Madrid di Lapangan
Di tengah isu ketidakhadiran ini, pelatih Real Madrid, Xabi Alonso, memberikan tanggapan yang cukup bijak terkait prioritas tim. Alonso menegaskan bahwa bagi klub Los Blancos, fokus utama mereka saat ini adalah pertandingan yang akan datang, yakni melawan Levante.
“Saya menonton sepak bola, tapi ini bukan topik utama saya. Tidak perlu memikirkan pemenang, kita lihat saja setelah gala,” ujar Alonso dalam konferensi pers menjelang laga tersebut. Ia menambahkan, “Kami punya laga penting besok melawan Levante. Fokus saya sepenuhnya untuk pertandingan itu.”
Alonso menegaskan bahwa bagi Real Madrid, gala penghargaan seperti Ballon d’Or bukanlah prioritas utama yang harus dipikirkan. Baginya, yang lebih penting adalah bagaimana tim bisa tampil maksimal di lapangan dan mempersiapkan diri untuk laga-laga berikutnya. Hal ini seolah menegaskan bahwa Real Madrid lebih memilih untuk menjaga konsentrasi tim mereka di kompetisi yang sedang berjalan. Dan tidak terlalu terpengaruh oleh penghargaan individu yang tidak berjalan sesuai harapan mereka.
Mengapa Boikot Terus Terjadi?
Lantas, apa sebenarnya alasan di balik keputusan berulang Real Madrid dan Mbappé untuk memboikot Gala Ballon d’Or? Ada beberapa faktor yang bisa menjadi penyebab ketegangan ini.
- Ketidakpuasan terhadap Penjurian
Banyak yang merasa bahwa proses pemilihan pemenang Ballon d’Or. Seringkali tidak objektif dan lebih didasarkan pada popularitas atau pencapaian tim tertentu daripada performa individu yang luar biasa. Hal ini dirasakan oleh Real Madrid, di mana beberapa pemain mereka merasa tidak mendapat penghargaan yang seharusnya, seperti halnya Vinícius Júnior di edisi 2024. - Hubungan yang Memanas dengan France Football
Hubungan antara Real Madrid dan France Football menjadi semakin panas setelah beberapa keputusan kontroversial terkait pemenang Ballon d’Or yang tidak sesuai dengan harapan klub. Boikot ini bisa jadi bentuk protes terhadap ketidakadilan yang dirasakan. - Fokus pada Tim dan Kompetisi
Seperti yang ditegaskan oleh Xabi Alonso, bagi klub sekelas Real Madrid, lebih penting untuk menjaga fokus pada pertandingan dan tujuan tim, ketimbang teralihkan oleh penghargaan individu yang tidak sesuai dengan keinginan mereka.
Menyongsong Masa Depan
Kedepannya, mungkin akan ada perubahan terkait hubungan antara Real Madrid dan penyelenggara Ballon d’Or, atau bahkan dengan pemain seperti Mbappé yang terus memberikan perlawanan terhadap penjurian yang dianggapnya tidak adil. Bagaimanapun juga, Ballon d’Or tetap menjadi penghargaan bergengsi yang diidamkan banyak pemain, namun bukan berarti semua pemain atau klub akan selalu setuju dengan proses di baliknya.
Dalam dunia sepak bola, yang terpenting adalah konsistensi dan performa tim, dan Real Madrid jelas akan terus memfokuskan diri pada La Liga, Liga Champions, dan kompetisi lainnya. Sementara itu, Mbappé akan tetap menjadi salah satu pemain top dunia, meskipun ia memilih untuk tidak terlibat dalam perayaan individu yang digelar oleh France Football.
Pada akhirnya, Real Madrid dan Kylian Mbappé tampaknya masih akan berfokus pada ambisi mereka di lapangan, tanpa terlalu memikirkan penghargaan individu yang seringkali dipenuhi dengan kontroversi. Baca juga, Informasi Lengkap Seputar Dunia Lapangan Sepak Bola.